"Rencana Baru" Pengalaman Penuh Hikmah Masa SMA (5) | INFO INDONESIA

adsterra

TS

"Rencana Baru" Pengalaman Penuh Hikmah Masa SMA (5)

Halo makhluk hidup !
Sebelumnya saya ingin mengucapkan terima kasih untuk kalian yang sudah membaca story line ini dari bagian pertama. Pada awalnya saya tidak ingin menjadikan pengalaman ini sebuah bahan diblog saya, tapi setelah saya pikir mungkin ini akan bermanfaat bagi pembaca yang masih berumur dibawah 17 tahun agar lebih bijak dan tidak meninggikan ego dimasa SMA. Sekaligus saya juga ingin meminta maaf pada siapapun yang merasa disinggung distory line, sungguh pada dasarnya saya tidak ada niat menyinggung siapapun. Saya hanya berniat berbagi pengalaman dan self reminder saja untuk para pembaca saya. Jadi mohon lebih bijak ya..

Nah saya mau melanjutkan bagian keempat kemarin dan sekaligus mengakhiri story line ini dibagian kelima. Baiklah, langsung saja ya...




Cerita ini berlanjut ketika saya mampu untuk menenangkan diri selepas terpuruk karena hasil SBMPTN. Pagi itu saya langsung mencari informasi pendaftaran jalur mandiri universitas yang saya tuju sesuai diSBMPTN. Setelah mendownload segala biaya tiap jurusannya, saya langsung mencetaknya dan membacanya lebih lanjut dirumah. Saya menjadi antusias kembali dong. Karena tidak perlu tes dan hanya memakai nilai SBMPTN.

Setelah saya baca kembali, saya sudah memutuskan beberapa jurusan yang akan saya ambil. Saya juga mendiskusikannya pada sahabat saya. Selepas itu, saya menanyakan pada Mama saya untuk berdiskusi lebih lanjut. Namun, saat berdiskusi dengannya, terlihat jelas sekali wajah gelisahnya. Dia juga bertanya apakah ada cicilannya, tapi saya tidak tau. Akhirnya, saya kembali ke kamar untuk memikirkan kembali. Saya paham betul keadaan keluarga saya yang saat itu masih belum kondusif. Saya juga tidak memakai beasiswa apapun. Terlebih lagi saya memiliki 3 adik yang masih harus sekolah. Belum lagi keluarga kami masih harus membayar kontrakan tiap tahunnya.

Saya jadi ikutan gelisah. Antara tidak tega dengan keadaan orang tua dan gengsi. Saya melihat kembali dinding kamar saya yang penuh dengan sticky note. Diantaranya berisi kata - kata motivasi serta tulisan kampus tujuan dan jurusan yang diinginkan. Sekali lagi saya menangis sebentar, karena mengingat semua kesalahan dimasa lampau. Saya masih memegang erat kertas biaya jalur mandiri yang niatnya saya tunjukkan pada Papa saya nanti. Namun saya tunda.

Singkat cerita, berhari - hari saya memikirkan matang - matang apa yang harus saya lakukan dengan keadaan seperti ini. Kuliah kah ? atau tidak. Secara saya anak pertama, punya adik banyak yang harus dihidupi. Pusing banget memikirkan hal seperti itu. Hingga pada akhirnya saya mantap dan rela untuk tidak melanjutkan pendidikan. Walau saya mungkin gagal untuk bersarjana sastra :( dan tentu saja itu sulit bagi saya, tapi saya harus bijaksana dan tidak boleh egois.

Saya pun mengatakan tekad saya pada kedua orang tua saya. Mereka pun mengijinkan mengingat keadaan yang masih acakadul saat itu. Berbeda dengan keadaan yang ada dibagian 1, 2, dan 3. Selepas itu, saya langsung mencari informasi lowongan yang mau menerima lulusan seperti saya dan tentunya cocok untuk saya.

Lalu, saya menyiapkan semua kebutuhan melamar secara mandiri dan menaruh lowongan secara mandiri pula. Saya tidak dibantu siapapun dalam menyiapkan dan mendaftar pekerjaan. Jadi benar - benar perjuangan saya sendiri. Dan saat itu saya bertekad tidak boleh gagal lagi. Mungkin saya sudah dikecewakan SBMPTN akibat kesalahan saya sendiri. Jadi saatnya untuk punya rencana baru. Saya hanya tidak mau seperti orang - orang menganggur yang tidak punya tujuan hidup. Saya juga punya adik - adik yang ingin saya hidupi sendiri kelak.

Sampai pada akhirnya saya diterima disalah satu usaha konveksi rumahan yang sudah memiliki link besar. Awalnya saya ditempatkan sebagai customer service yang bertugas untuk menerima pesanan para pembeli. Namun, karena saya memiliki keahlian lain yang tentunya saya dapatkan dari organisasi, saya pun ditempatkan dibagian lain. Yakni digital marketing. Disitu saya yang bertanggung jawab soal postingan instagram, website, dan facebook. Selain keahlian tersebut, saya juga mampu memanfaatkan keahlian lain yang saya dapatkan diorganisasi, yaitu public speaking. Jadi, saya juga bertugas untuk melaksanakan live review melalui facebook dan instagram. Saat itu saya benar - benar beruntung pernah tergabung dalam organisasi. Saya pun merasakan manfaatnya hingga kini.

Tak lama saya keluar dari tempat kerja saya, karena suatu hal. Dan tak lama, saya diambil oleh teman Ayah saya yang tertarik dengan kinerja saya. Alhamdulillah saya bekerja disebuah perusahaan pelayaran swasta. Kali ini saya ditempatkan dibagian humas dan juga rangkap sebagai admin.

Dan saat itu kesedihan saya sudah berubah menjadi semangat baru.  Kehidupan saya sudah mulai kembali dan terbukalah lembaran baru. Pada akhirnya saya bisa belajar banyak hal dari pengalaman masa SMA saya. Banyak sekali hikmah serta perilaku yang perlu saya ubah kedepannya. Jangan menyerah serta berserah diri pada Tuhan juga menjadi kunci untuk hidup. Saya juga tidak boleh stuck dikehidupan yang itu - itu aja. Ketika sudah planning ini itu, ada saatnya pula harus merubah planning ditengah jalan karena suatu hal yang tidak mendukung.


Gengsi itu pasti. Malu itu pasti. Sedih itu pasti. Tapi ingatlah umur sudah 17 tahun, jadi harus berpikir kembali setiap mengambil keputusan untuk mencegah adanya resiko yang terjadi lagi. Tapi bukan berarti dibagian ini saya mengharuskan kalian untuk kerja, tentu tidak. Semua bebas sesuai keadaan kalian masing - masing. Jika memang masih bersikeras untuk kuliah ya silahkan, jangan menyerah. Berjuang itu perlu. Jangan berjuang sama cinta doang hehehe.

Syukur story line pengalaman penuh hikmah masa SMA telah berakhir dibagian ini. Semoga bisa mengambil hal positif didalamnya dan jangan lupa untuk selalu bijak. Nantikan story line saya lainnya.

Salam.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to ""Rencana Baru" Pengalaman Penuh Hikmah Masa SMA (5)"

Post a Comment

btc